Profil Desa Kagungan
Ketahui informasi secara rinci Desa Kagungan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Kagungan, Kepil, Wonosobo, sebuah sentra perkebunan kayu albasia dan kopi robusta. Temukan data demografi, potensi ekonomi, kehidupan sosial masyarakat yang agamis, serta prospek pengembangan industri berbasis kayu.
-
Pilar konomi Kayu Albasia
Desa Kagungan merupakan salah satu pemasok utama kayu albasia (sengon) di Kecamatan Kepil, yang menjadi motor penggerak ekonomi jangka panjang bagi sebagian besar warganya.
-
Masyarakat Agamis dan Guyub
Kehidupan sosial ditandai oleh kuatnya nilai-nilai religius dan tradisi gotong royong (guyub), yang menjadi fondasi utama kerukunan dan keharmonisan komunal.
-
Potensi Perkebunan Kopi
Selain kayu, desa ini memiliki potensi besar dalam budidaya kopi robusta yang berkualitas, membuka peluang untuk diversifikasi pendapatan dan pengembangan agribisnis.
Tersembunyi di antara kontur perbukitan hijau Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, Desa Kagungan memancarkan identitas unik sebagai desa agraris yang bertumpu pada perkebunan kayu dan nilai-nilai spiritualitas yang kental. Desa ini dikenal luas sebagai salah satu pusat utama penghasil kayu albasia (sengon) di wilayahnya, sebuah komoditas yang menjadi investasi jangka panjang dan penopang utama ekonomi masyarakat. Profil Desa Kagungan menyingkap sebuah narasi tentang kerja keras, kesabaran dalam berinvestasi di alam dan kekuatan modal sosial yang berlandaskan kebersamaan.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara geografis, Desa Kagungan berlokasi di area perbukitan dengan ketinggian rata-rata 650 meter di atas permukaan laut (mdpl). Topografi ini memberikan iklim yang sejuk dengan curah hujan yang cukup, menciptakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan tanaman keras seperti albasia dan tanaman perkebunan lainnya. Luas wilayah Desa Kagungan yaitu sekitar 355 hektare, yang sebagian besarnya dialokasikan untuk hutan rakyat (perkebunan kayu), ladang kopi, dan permukiman warga yang tertata rapi.Adapun batas-batas administratif wilayah Desa Kagungan ialah sebagai berikut:
Berbatasan dengan Desa Rejosari.
Berbatasan dengan Desa Beran.
Berbatasan dengan wilayah Kecamatan Sapuran.
Berbatasan dengan Desa Gondosuli.
Berdasarkan data kependudukan terbaru, Desa Kagungan dihuni oleh sekitar 3.850 jiwa. Dengan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduknya berada di angka 1.084 jiwa per kilometer persegi. Mayoritas penduduk berada dalam usia produktif dan menjadikan sektor pertanian, khususnya perkebunan kayu, sebagai mata pencaharian utama. Ketergantungan pada komoditas ini menjadikan stabilitas harga kayu sebagai salah satu faktor krusial bagi kesejahteraan desa.
Pemerintahan dan Struktur Organisasi Desa
Pemerintahan Desa Kagungan diselenggarakan oleh seorang Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, yang bersinergi dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai lembaga perwakilan masyarakat. Fokus utama pemerintah desa yakni pada pembangunan infrastruktur penunjang ekonomi, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pelayanan publik yang akuntabel. Perencanaan pembangunan senantiasa melibatkan partisipasi aktif warga melalui forum musyawarah desa untuk memastikan setiap kebijakan selaras dengan kebutuhan riil di lapangan.Seorang tokoh pemuda di desa tersebut menuturkan pentingnya peran pemerintah desa dalam memfasilitasi petani. "Pemerintah desa sangat membantu dalam hal perbaikan akses jalan kebun, yang vital saat musim panen. Ke depan, kami berharap ada fasilitasi untuk membentuk koperasi petani kayu agar posisi tawar kami di hadapan industri bisa lebih kuat," jelasnya. Hal ini menunjukkan adanya kesadaran kolektif untuk terus bergerak menuju kemandirian ekonomi.
Potensi Ekonomi Utama
Tulang punggung perekonomian Desa Kagungan tidak lain yaitu perkebunan kayu albasia. Hampir setiap kepala keluarga di desa ini memiliki lahan yang ditanami pohon albasia. Tanaman ini dianggap sebagai "tabungan" atau investasi jangka panjang, karena siklus panennya yang membutuhkan waktu antara 5 hingga 7 tahun. Kayu albasia dari Kagungan banyak diserap oleh industri pengolahan kayu di Wonosobo dan sekitarnya untuk dijadikan bahan baku papan, balok, hingga mebel ringan.Selain kayu, kopi robusta menjadi komoditas andalan kedua. Kualitas kopi dari Kagungan cukup diperhitungkan, meskipun pengelolaannya sebagian besar masih tradisional. Para petani umumnya menjual hasil panen dalam bentuk biji mentah (green bean) kepada pengepul. Namun potensi untuk meningkatkan nilai jual melalui pengolahan pascapanen, seperti fermentasi dan penyangraian, masih terbuka sangat lebar.Sektor pertanian lainnya yang turut menopang ekonomi warga yaitu tanaman palawija seperti jagung dan singkong, yang ditanam sebagai tanaman sela di antara pohon-pohon albasia yang masih muda. Di samping itu, peternakan skala rumah tangga seperti kambing dan ayam kampung menjadi sumber pendapatan tambahan sekaligus pemenuhan kebutuhan protein hewani bagi keluarga.
Infrastruktur dan Fasilitas Publik
Pembangunan infrastruktur di Desa Kagungan terus berjalan secara progresif. Akses jalan utama yang menghubungkan desa dengan pusat kecamatan sudah dalam kondisi baik dan dapat dilalui kendaraan roda empat, mempermudah proses pengangkutan kayu dan hasil bumi lainnya. Jaringan listrik telah menjangkau seluruh permukiman, dan sinyal telekomunikasi dari beberapa provider utama juga cukup stabil untuk mendukung kebutuhan komunikasi warga.Di sektor pendidikan, Desa Kagungan memiliki beberapa fasilitas Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD) yang menjadi pusat pendidikan formal bagi anak-anak. Untuk layanan kesehatan, warga dapat mengakses Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) untuk mendapatkan penanganan medis dasar serta mengikuti program-program kesehatan preventif seperti posyandu yang diadakan secara rutin. Fasilitas peribadatan, seperti masjid dan musala, berdiri kokoh di setiap dusun dan menjadi pusat kegiatan keagamaan dan sosial.
Kehidupan Sosial dan Budaya
Kehidupan sosial masyarakat Desa Kagungan sangat diwarnai oleh nilai-nilai religius. Suasana desa yang agamis tercermin dari tingginya partisipasi warga dalam kegiatan keagamaan, seperti pengajian rutin, tahlilan, dan perayaan hari besar Islam. Masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai pusat interaksi sosial dan pendidikan informal bagi masyarakat.Semangat gotong royong atau "guyub rukun" menjadi perekat sosial yang sangat kuat. Warga secara sukarela saling membantu ketika ada yang sedang membangun rumah, menggelar hajatan, atau mengalami musibah. Tradisi ini menjadi modal sosial yang tak ternilai dalam menjaga keharmonisan dan solidaritas antarwarga. Dari sisi kesenian, kelompok-kelompok seni Rebana dan Hadroh tumbuh subur di kalangan pemuda dan bapak-bapak, sering kali tampil untuk memeriahkan acara-acara keagamaan dan budaya di tingkat desa.
Tantangan dan Prospek Masa Depan
Tantangan utama yang dihadapi Desa Kagungan berkaitan erat dengan komoditas andalannya. Fluktuasi harga kayu albasia di tingkat industri menjadi faktor eksternal yang sangat memengaruhi pendapatan petani. Selain itu, pengetahuan tentang teknik budidaya yang lebih efisien dan berkelanjutan, serta manajemen pascapanen, masih perlu ditingkatkan untuk memaksimalkan hasil. Minimnya industri pengolahan kayu di tingkat desa juga membuat nilai tambah dari komoditas ini belum optimal.Meski demikian, prospek masa depan Desa Kagungan sangat cerah. Salah satu peluang terbesar yaitu pengembangan industri pengolahan kayu skala kecil hingga menengah di dalam desa. Dengan adanya sawmill atau unit pengolahan papan, nilai jual kayu dapat ditingkatkan secara signifikan dan membuka lapangan kerja baru. Di sektor kopi, program pelatihan pengolahan pascapanen bagi generasi muda dapat menciptakan produk kopi spesialti yang memiliki harga jual jauh lebih tinggi. Potensi agrowisata yang berbasis pada edukasi hutan rakyat albasia juga dapat menjadi alternatif pengembangan ekonomi di masa depan.
Penutup
Desa Kagungan merupakan potret sebuah desa yang tangguh, yang membangun kesejahteraannya melalui kesabaran berinvestasi pada alam. Dengan kayu albasia sebagai fondasi ekonomi dan semangat kebersamaan yang berlandaskan nilai-nilai religius, desa ini memiliki basis yang kokoh untuk menghadapi masa depan. Melalui inovasi di sektor pengolahan hasil bumi dan penguatan kelembagaan petani, Desa Kagungan berpotensi besar untuk bertransformasi menjadi desa yang lebih mandiri, maju, dan sejahtera.